Haji Isam Tarik Garis Politik: Dari Bisnis Tambang ke Bursa Ketum PPP

Isu keterlibatan Haji Isam di PPP. (Sumber foto: ruangbicara.co.id)

Jakarta, Indonara - Pengusaha tambang dan perkebunan Andi Syamsuddin Arsyad, lebih dikenal sebagai Haji Isam, mulai menapaki gelanggang politik nasional dengan menempatkan sejumlah orang kepercayaannya di jabatan strategis pemerintahan dan parlemen.

Majalah Tempo edisi 25 Mei 2025 melaporkan, bahwa Isam mendukung sepupunya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, untuk maju sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Rekomendasi nama Amran, kata Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy, berawal dari usulan mantan Presiden Joko Widodo.

“Pak Jokowi tahu persis kualitas Amran,” ujar Romahurmuziy, Sabtu, 24 Mei 2025. Ia menilai hubungan kekerabatan Amran dengan Isam bakal menguntungkan PPP karena memberikan sokongan logistik.

Menukil dari tempo.co, Tempo menghubungi ajudan Jokowi, namun hingga berita ini diturunkan hanya mendapat jawaban bahwa pertanyaan akan “ditampung terlebih dahulu”. Lewat staf Kementerian Pertanian, Amran juga menolak permintaan wawancara.

Isam, 46 tahun, dikenal sebagai pemilik PT. Jhonlin Group yang merambah usaha batu bara, perkebunan sawit, logistik, hingga penerbangan. Ia kerap disebut sebagai salah satu taipan baru Kalimantan Selatan. Meski jarang muncul di muka publik, pengaruhnya terlihat dari jejaring bisnis, dan kini politik yang terus meluas.

Menurut sumber internal kabinet, Isam diduga menempatkan sedikitnya tiga figur dekat untuk mengisi kursi menteri dan wakil menteri di berbagai partai. Salah satunya Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi. Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu pernah menjadi Direktur PT. Jhonlin Air Transport (2008‑2009) sekaligus Direktur PT. Jhonlin Marine Trans di periode yang sama. Upaya konfirmasi kepada Dudy melalui pesan dan telepon pada Jumat malam, 23 Mei, tidak mendapat tanggapan.

Tempo telah melayangkan surat permintaan wawancara ke kediaman Isam di Jakarta Selatan. Namun sebuah surat serupa dikembalikan oleh petugas satuan pengamanan dengan alasan bosnya enggan berkomentar.