Pangdam V Brawijaya dan Gubernur Jatim Panen Raya Padi Organik PMJ 01 di Lamongan

Gubernur Jatim Khofifah, Pandam V Brawijaya, Bupati Lamongan dan DanDim 0812 panen padi di pertanian terpadu Kampung Pandu, Lamongan.

Lamongan, Indonara -
Suasana pagi di Desa Jotosanur, Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan, terasa berbeda dari biasanya. Ratusan orang berkumpul di tengah hamparan sawah. Sebagian mengenakan caping khas petani, sementara lainnya hadir dengan seragam rapi. Wajah-wajah serius namun penuh kehangatan tampak saling menyapa.

Di tengah keramaian itu, hadir Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Rudy Saladin, mengenakan seragam loreng. Ia tampak tenang, sesekali menyapa para petani sembari menatap padi menguning yang terhampar luas. Dengan sabit di tangan kirinya, Pangdam memimpin panen raya varietas unggul padi organik PMJ 01. Ia membungkuk perlahan, memotong batang padi, dan tersenyum kecil setelah satu ikat berhasil dipanen.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, turut hadir mendampingi. Ia terlibat dalam perbincangan hangat dengan para petani, mendengarkan langsung cerita mereka tentang hasil panen dan tantangan yang dihadapi. Acara ini tidak sekadar panen raya. Pangdam dan rombongan juga meninjau kawasan pertanian terpadu seluas 10,5 hektare, yang mencakup sektor padi, perikanan, peternakan, dan perkebunan dalam satu sistem terintegrasi.

“Inisiatif ini bukan hanya milik Kodam. Tapi milik kita semua,” ucap Pangdam, dengan suara mantap namun santai, Senin 16 Juni 2025. “Kita butuh sinergi dan inovasi. Ini cara kita menjawab tantangan pangan ke depan," tambahnya.

Gubernur Khofifah pun menyampaikan apresiasi. “Saya berterima kasih kepada Pangdam dan seluruh jajaran. Ini bukan hanya soal panen. Tapi visi jangka panjang,” ujarnya dengan nada tulus.

Pangdam menjelaskan bahwa varietas PMJ 01 hingga PMJ 04 merupakan inovasi dari prajurit TNI, Pelda Abdul Hadi dan timnya. Melalui serangkaian uji coba, varietas ini mampu menghasilkan 8 hingga 11 ton per hektare. Namun, ia menegaskan bahwa hasil tersebut bukan instan dan membutuhkan perawatan serius, penggunaan pupuk organik, serta disiplin tinggi di lapangan.

Selain PMJ, turut dikembangkan pula varietas padi Gogo dan padi Rawa untuk menghadapi tantangan lahan tadah hujan dan sistem irigasi yang belum stabil. Pangdam berharap kawasan pertanian terpadu ini bisa menjadi model bagi setiap Korem di Jawa Timur, dengan target minimal 10 hektare lahan di tiap wilayah.

“Bukan hanya sawah. Tapi pusat riset, pelatihan, bahkan mendukung program makan bergizi gratis," ujarnya.

Dengan tatapan mantap dan tangan yang sesekali menunjuk ke arah lahan, Pangdam mengajak semua pihak untuk terlibat—pemerintah, masyarakat, akademisi, hingga swasta.

“Kalau hanya bergerak sendiri, hasilnya kecil. Tapi kalau bersama, kita bisa hasilkan sesuatu yang lebih besar dan berkelanjutan,” ujarnya.

Sementara itu, Dandim 0812/Lamongan, Letkol Arm Ketut Wira Purbawan, tampak bangga melihat kerja timnya. “Kami akan terus menyempurnakan sistem pertanian terpadu yang sudah kami kembangkan,” ujarnya. Ia juga menegaskan komitmen untuk mengerahkan Babinsa agar mendampingi petani secara langsung dan mengembangkan varietas tahan cuaca seperti PMJ.

Tak hanya itu, Dandim juga menyampaikan bahwa pengembangan padi Rawa dan VKP (Varietas Kampung Pandu) tengah disempurnakan. Varietas tersebut diharapkan dapat menjadi solusi untuk lahan marginal.

“Kampung Pandu bisa jadi pilot project. Bisa jadi contoh bagi daerah lain,” katanya.