![]() |
| Ahmad Rizki Setiawan, Wakil Bendahara Nasional BEM PTNU Se-Nusantara. [Dok: Istimewa] |
Jakarta, Indonara - Wakil Bendahara Nasional
BEM PTNU Se-Nusantara, Ahmad Rizki Setiawan, menegaskan perlunya percepatan
realisasi program transmigran di Kalimantan yang tengah digulirkan Kementerian
Transmigrasi dengan dukungan Komisi V DPR RI. Transmigrasi menjadi solusi
strategis untuk pemerataan penduduk, penguatan ekonomi daerah, dan pengelolaan
lingkungan yang berkelanjutan.
“Transmigrasi selain perpindahan
penduduk, juga upaya membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar
Jawa,” ujarnya.
Laki-laki kelahiran Kalimantan
Tengah ini, menyambut baik inovasi-inovasi yang tengah dikembangkan pemerintah
untuk meningkatkan daya tarik program tersebut. Seperti pemberian 2.000
beasiswa bagi generasi muda yang bersedia menjadi transmigran serta target
percepatan sertifikasi 13.751 bidang lahan tahun ini.
“Langkah-langkah ini sangat
penting agar transmigran benar-benar menarik dan berkelanjutan,” katanya.
Kemudian, Rizki, menyoroti
peran krusial dukungan anggaran dari Komisi V DPR RI dalam mewujudkan program ini
di lapangan. Meski demikian, ia mencatat belum adanya publikasi detail mengenai
besaran pagu anggaran khusus untuk Kalimantan dalam dokumen resmi terbaru.
Menariknya, mahasiswa
Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan ini, mengaitkan pentingnya
transmigrasi dengan teori Ibnu Khaldun dalam buku Muqoddimah, yang
menekankan distribusi penduduk sebagai kunci kemajuan peradaban.
“Transmigrasi di Kalimantan
adalah implementasi nyata dari teori Ibnu Khaldun tentang pentingnya distribusi
penduduk dan pembangunan wilayah baru untuk memperkuat ‘asbiyyah’ dan menciptakan
pusat pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.
Dengan demikian, Rizki
tidak menutup mata terhadap berbagai tantangan di lapangan, khususnya persoalan
ekologis dan konflik sosial. Ia menyebut deforestasi di Kalimantan yang telah
melampaui 60 persen hutan primer serta konflik lahan dengan masyarakat adat
sebagai persoalan yang harus ditangani.
“Transmigrasi harus menjadi solusi, bukan sumber masalah baru. Dengan tata kelola lingkungan yang baik, program ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga kelastarian alam Kalimantan,” paparnya.
Diakhir, ia mendorong kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, DPR RI, perguruan tinggi, masyarakat, dan mahasiswa agar program transmigrasi benar-benar menjadi motor pemerataan kesejahteraan dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
