Kanker di Usia Muda Meningkat: Gen Z Kini dalam Ancaman Nyata

Ilustrasi: penyakit kanker

Kanker tidak lagi identik dengan usia lanjut. Sebuah laporan komprehensif dari American Cancer Society mengungkap lonjakan kasus kanker di kalangan generasi muda, termasuk Gen Z. Melansir dari detikhealth.com, penelitian yang melibatkan data dari lebih dari 23 juta pasien di Amerika Serikat mengonfirmasi bahwa mereka yang lahir setelah tahun 1990 memiliki risiko lebih tinggi terkena sejumlah jenis kanker dibanding generasi sebelumnya.

Laporan ini menjadi sinyal bahaya yang tak boleh diabaikan. Generasi muda, yang selama ini dianggap berada pada masa usia produktif dan sehat, ternyata rentan terhadap berbagai jenis kanker ganas yang berkembang secara diam-diam.

Jenis Kanker yang Meningkat di Usia Muda

Beberapa jenis kanker yang menunjukkan peningkatan tajam di kelompok usia 20–30 tahun antara lain:

- Kanker kolorektal

- Kanker endometrium (rahim)

- Kanker payudara

- Kanker lambung non-kardia

- Kanker kandung empedu

- Kanker ovarium dan testis

- Kanker anus pada pria

Selain peningkatan kasus, angka kematian akibat kanker tertentu seperti kanker hati (pada wanita), endometrium, dan kolorektal juga menunjukkan tren yang mengkhawatirkan.

Faktor Risiko: Dari Gaya Hidup hingga Lingkungan

Para pakar menduga perubahan gaya hidup berperan besar dalam tren ini. Pola makan tinggi gula dan lemak, konsumsi makanan olahan, gaya hidup sedentari (minim gerak), serta peningkatan obesitas di kalangan anak muda menjadi faktor utama yang memicu lonjakan tersebut.

Selain itu, faktor lain seperti gangguan mikrobioma usus, paparan zat kimia lingkungan, penggunaan antibiotik berlebih, dan kurangnya kesadaran skrining dini juga berkontribusi terhadap peningkatan insiden kanker di usia muda.

“Dulu kanker jarang ditemukan pada usia 20-an. Sekarang, kami melihat lebih banyak pasien muda datang dengan kanker stadium lanjut,” ujar Dr. Jonathan Mizrahi, onkolog dari Ochsner MD Anderson Cancer Center.

Pentingnya Deteksi Dini dan Gaya Hidup Sehat

Kesadaran untuk deteksi dini menjadi kunci penting. Skrining kanker usus besar, misalnya, kini dianjurkan mulai usia 45 tahun, bahkan lebih muda jika memiliki riwayat keluarga. Sayangnya, masih banyak anak muda yang mengabaikan gejala awal seperti perubahan pola buang air besar, nyeri perut, atau perdarahan yang kerap dianggap sepele.

Dr. Ahmedin Jemal, wakil presiden senior American Cancer Society, menegaskan pentingnya pencegahan melalui edukasi dan intervensi gaya hidup. “Peningkatan kanker usia muda menunjukkan kita perlu bertindak lebih cepat. Ini bukan hanya soal statistik, tapi tentang masa depan kesehatan generasi kita,” tegasnya.

Langkah Nyata yang Bisa Dilakukan Gen Z

Untuk menekan risiko kanker sejak dini, para ahli menyarankan:

- Mengurangi konsumsi makanan olahan dan tinggi lemak

- Meningkatkan aktivitas fisik secara rutin

- Menghindari rokok dan alkohol

- Menjaga berat badan ideal

- Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala

- Memahami riwayat kesehatan keluarga

Saatnya Generasi Muda Bertindak

Peningkatan angka kanker di kalangan muda adalah panggilan untuk bertindak, bukan untuk panik. Kesadaran sejak dini, perubahan pola hidup, dan kemauan untuk mengenal tubuh sendiri adalah langkah awal untuk memutus rantai peningkatan ini.

Gen Z dan generasi muda lainnya perlu memahami bahwa kanker bukan hanya penyakit usia lanjut. Di tengah derasnya arus digital dan gaya hidup modern, menjaga kesehatan justru menjadi pilihan revolusioner.