Donald Trump Presiden AS dalam konferensi pers di Gedung Putih usai menyerang Iran.
Indonara - Presiden Amerika
Serikat (AS), Donald Trump, kembali mengeluarkan peringatan keras terhadap Iran
setelah militer AS melancarkan serangan udara besar-besaran ke tiga fasilitas
nuklir utama milik Iran—Fordow, Natanz, dan Isfahan—pada Sabtu (21/6/2025) waktu
setempat.
Melalui unggahan di platform media sosial miliknya, Truth
Social, Trump memperingatkan bahwa Iran akan menghadapi serangan balasan yang
jauh lebih besar jika melakukan tindakan pembalasan terhadap AS.
“SETIAP SERANGAN BALASAN DARI IRAN TERHADAP AMERIKA SERIKAT
AKAN DITANGGAPI DENGAN KEKUATAN YANG JAUH LEBIH BESAR DARI APA YANG TERJADI
MALAM INI,” tulis Trump di Truth Social sebagaimana dikutip dari BBC, Minggu
(22/6/2025).
Dalam pernyataan tersebut, Trump juga menyampaikan
apresiasinya kepada militer AS atas keberhasilan misi tersebut. “TERIMA KASIH!
DONALD J. TRUMP, PRESIDEN AMERIKA SERIKAT,” tutupnya.
Sebelumnya, Trump secara resmi mengumumkan bahwa AS telah
melancarkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran dengan bom penuh daya
ledak. Ia menegaskan bahwa seluruh pesawat tempur AS telah berhasil keluar dari
wilayah udara Iran dengan selamat setelah operasi tersebut.
Serangan ini menandai peningkatan tajam dalam ketegangan di
Timur Tengah, menyusul serangan Israel terhadap berbagai fasilitas militer dan
nuklir Iran pada 13 Juni lalu. Iran kemudian membalas dengan ratusan serangan
drone dan rudal, yang meningkatkan kekhawatiran internasional akan potensi
meletusnya perang berskala besar di kawasan tersebut.
Trump menegaskan bahwa serangan AS ditujukan untuk
menghentikan program senjata nuklir Iran, yang menurutnya harus dihentikan demi
menjaga stabilitas global.
Namun, langkah sepihak Trump tersebut memunculkan
kekhawatiran baru di dalam negeri. Serangan militer tanpa persetujuan dari
Kongres AS memicu kritik tajam dari sejumlah anggota parlemen Partai Demokrat,
yang menyebut tindakan itu sebagai inkonstitusional dan berisiko memperluas
konflik.
Hingga berita ini diturunkan, pemerintah Iran belum
mengeluarkan pernyataan resmi terkait kemungkinan respons militer terhadap
serangan terbaru dari AS tersebut.