BNN Ungkap Perempuan Kini Jadi Motor Baru Peredaran Narkoba

Komisaris Jenderal Polisi Dr. Marthinus Hukom Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI memberi keterangan dalam konferensi pers pengungkapan kasus narkotika yang digelar di Kantor BNN RI, Jakarta, Jumat (20/9/2024).
Jakarta, Indonara - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Marthinus Hukom, mengungkapkan bahwa sindikat narkoba kini menyasar perempuan, khususnya ibu rumah tangga, sebagai bagian dari jaringan pengedar narkotika. Ia menyebut, tren ini terlihat dari peningkatan jumlah perempuan yang ditangkap dalam kasus peredaran narkotika sepanjang April hingga Juni 2025.

“Perkembangan modus operandi jaringan sindikat narkoba, yang telah merambah dan memperdaya kalangan perempuan atau ibu-ibu Indonesia harus menjadi perhatian,” ujar Marthinus Hukom, dikutip dari Antara, Senin (23/6/2025).

Selama periode tersebut, BNN mengamankan 285 tersangka kasus narkotika. Dari jumlah itu, 256 merupakan laki-laki dan 29 adalah perempuan, yang berarti sekitar 20 persen tersangka merupakan perempuan.

Menurut Marthinus, sindikat kerap menempatkan perempuan sebagai kurir karena dinilai tidak menimbulkan kecurigaan. Namun, dalam perkembangannya, peran mereka meningkat menjadi perekrut, pengendali distribusi, bahkan pengelola keuangan dari hasil bisnis narkotika.

Ia menekankan bahwa pola tersebut menunjukkan kecanggihan dan kemampuan adaptasi sindikat narkoba dalam memanfaatkan peran sosial perempuan untuk menutupi jejak kejahatan mereka.

Dalam salah satu kasus, BNN bahkan menemukan modus ekstrem, di mana seorang perempuan menyelundupkan narkoba dengan cara disembunyikan di organ intim.

Marthinus menambahkan, sindikat narkoba memanfaatkan kondisi fisik serta unsur feminisme dalam merekrut perempuan. Ia mengingatkan agar kaum perempuan, terutama ibu rumah tangga, dijauhkan dari bujuk rayu dan tipu daya sindikat.

“Biasanya sindikat narkoba itu menawarkan upah yang menggiurkan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Marthinus menegaskan pentingnya peran perempuan dalam ketahanan bangsa. “Tegak dan runtuhnya suatu bangunan negara sangat tergantung pada baik dan buruknya kaum perempuan,” kata Kepala BNN itu.

Untuk itu, ia mendorong adanya pendekatan yang tepat guna memberdayakan perempuan Indonesia sebagai agen moral dalam pembentukan generasi yang tangguh dan bermoral.