Eksotika Bromo 2025: Harmoni Budaya Menggerakkan Ekonomi

Eksotika Bromo 2025

Probolinggo, Indonara -
Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Widyanti Putri Wardana, menegaskan bahwa gelaran Eksotika Bromo 2025 merupakan langkah strategis dalam mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif setelah pandemi. Dalam pernyataannya, ia menilai festival tahunan ini bukan sekadar perayaan budaya, melainkan juga menjadi motor penggerak ekonomi lokal di kawasan Tapal Kuda.

“Event seperti Eksotika Bromo adalah bentuk nyata bagaimana kebudayaan lokal bisa menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat sekitar. Ini bukan sekadar tontonan seni, tetapi penghidupan,” ujar Widyanti dalam sambutannya menjelang pelaksanaan festival yang berlangsung pada 21–22 Juni 2025 di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Masuk dalam jajaran Karisma Event Nusantara (KEN)—program unggulan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif—Eksotika Bromo berhasil menunjukkan bahwa pertunjukan seni, kearifan lokal, dan keindahan alam dapat dikemas menjadi produk wisata bertaraf internasional. Festival ini juga membuka banyak peluang usaha bagi pelaku UMKM dan komunitas budaya setempat.

Widyanti menyebut kesuksesan acara ini tidak terlepas dari kolaborasi berbagai pihak. Pemerintah daerah, para seniman, komunitas adat Tengger, hingga masyarakat dari desa-desa penyangga kawasan Bromo turut berperan aktif dalam mewujudkan acara tersebut.

“Saya menyampaikan terima kasih atas kolaborasi yang luar biasa. Semangat gotong royong inilah yang harus terus dirawat. Kita tidak hanya menjaga budaya, tetapi juga menggerakkan ekonomi rakyat,” tambahnya.

Dengan menghadirkan berbagai pertunjukan mulai dari tari kolosal, musik etnik, hingga atraksi budaya khas masyarakat Tengger, Eksotika Bromo 2025 menjadi ruang strategis untuk mempromosikan identitas budaya lokal sekaligus meningkatkan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara.

“Semua ini akan berhasil jika kita bersama-sama menjadikan budaya sebagai kekuatan ekonomi dan diplomasi,” tutup Menteri Widyanti.