GP Ansor Jatim Tegaskan Konflik Iran-Israel Bukan Perang Agama, tapi Perebutan Pengaruh Global

Musaffa Safril, Ketua PW GP Ansor Jawa Timur

Malang, Indonara -
Konflik terbuka antara Iran dan Israel yang kembali mencuat ke permukaan internasional kerap dikaitkan dengan isu agama, khususnya antara Islam dan Yahudi. Namun, Ketua Pengurus Wilayah (PW) Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur (GP Ansor), H Musaffa Safril, menegaskan bahwa konflik tersebut lebih sarat dengan perebutan kekuasaan dan pengaruh geopolitik daripada sekadar pertentangan agama.

Dalam wawancara khusus bersama TIMES Indonesia, H Musaffa menyampaikan bahwa agama hanya dijadikan instrumen politik untuk membakar emosi umat. “Narasi agama sering digunakan untuk membakar emosi umat, padahal akar masalah sebenarnya adalah dominasi dan strategi kekuatan besar dunia dalam menguasai kawasan,” tegasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya menjadikan nilai keadilan dan kemanusiaan sebagai dasar solidaritas terhadap sesama umat Islam, bukan semata-mata karena kesamaan mazhab atau keyakinan. “Solidaritas terhadap umat Islam harus bersandar pada nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan,” tambahnya.

Dukungan terhadap Diplomasi Indonesia

Ansor memuji sikap Indonesia yang tetap memegang prinsip bebas aktif dalam menyikapi konflik global, termasuk konflik Iran–Israel. “Ansor Jawa Timur mendukung sikap Indonesia yang menolak terseret dalam arus kepentingan blok kekuatan besar seperti G7 dan memilih jalur diplomasi aktif. Ini adalah cerminan jati diri politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, tidak berpihak, tetapi tetap berpihak pada keadilan dan kemanusiaan,” papar Musaffa.

Menurutnya, keberpihakan sejati harus kepada nilai-nilai universal seperti penolakan terhadap penjajahan, penghormatan terhadap kedaulatan, dan pembelaan terhadap hak asasi manusia.

Menghindari Polarisasi dan Stigmatisasi

Ansor juga mengingatkan bahaya narasi sempit yang bisa memicu konflik horizontal di dalam negeri. “Konflik Iran-Israel berpotensi memicu ketegangan horizontal jika dibaca secara sempit dan emosional. Komunitas Syiah maupun Yahudi di Indonesia bisa menjadi sasaran stigma, meskipun mereka bukan bagian dari konflik itu sendiri,” kata Musaffa.

Untuk itu, GP Ansor berkomitmen menjaga kerukunan antarumat beragama melalui dialog, pendekatan kultural, dan edukasi damai. Dalam praktiknya, Ansor aktif menyelenggarakan forum kaderisasi, diskusi publik, serta menyebarkan konten edukatif yang menekankan sikap moderat dan kritis dalam menyikapi isu global.

Prihatin atas Korban Sipil

“Ansor Jawa Timur menaruh keprihatinan mendalam atas penderitaan warga sipil di kedua belah pihak yang menjadi korban konflik Iran–Israel. Tidak ada justifikasi atas kekerasan yang menimpa anak-anak, perempuan, dan warga tak berdosa, agama manapun dan negara manapun mereka berasal,” ujar Musaffa.

Sebagai bentuk aksi nyata, GP Ansor mendorong penggalangan donasi kemanusiaan melalui mitra terpercaya dan jejaring internasional NU. Selain itu, organisasi ini aktif menyerukan penghentian kekerasan dan gencatan senjata melalui forum-forum pemuda lintas bangsa.

Konflik Global yang Sarat Kepentingan

Menanggapi apakah konflik ini merupakan bagian dari perang proksi global, Musaffa menyatakan, “Kami memandang konflik ini memang sangat dipengaruhi oleh kepentingan geopolitik global, di mana kekuatan besar seperti blok Barat dan Timur saling beradu kepentingan melalui negara-negara proksi.”

Karena itu, ia mengajak masyarakat Indonesia agar tidak ikut terpolarisasi dan terus menjunjung tinggi nilai perdamaian dan keadilan.

Potensi Dampak Regional dan Strategi Ansor

Musaffa mengingatkan bahwa konflik ini berpotensi meluas ke Asia Tenggara. Namun, ia percaya bahwa diplomasi aktif dan penguatan kerukunan nasional bisa menjadi benteng kokoh bagi Indonesia. “Ansor berkomitmen menjadi garda terdepan dalam menjaga kedamaian dan menolak segala bentuk provokasi yang berpotensi memecah belah masyarakat,” ujarnya.

Untuk memperkuat ketahanan informasi, Ansor juga gencar melakukan pelatihan literasi media dan berpikir kritis di kalangan kader. Mereka ingin memastikan generasi muda tidak mudah terprovokasi oleh berita hoaks atau narasi ekstrem berbasis konflik luar negeri.

Peran Strategis Ormas dan Jaringan Internasional

GP Ansor, sebagai bagian dari Nahdlatul Ulama, memiliki jaringan luas di tingkat nasional dan internasional. Musaffa menyebut, “Melalui jaringan ini, Ansor aktif mendorong dialog lintas agama dan budaya yang menjadi salah satu fondasi penting dalam upaya diplomasi damai.”

Di tengah hiruk-pikuk konflik dan kepentingan global, Musaffa menyampaikan pesan penutup yang kuat: “Melalui pendekatan moderat, inklusif, dan komitmen pada nilai kemanusiaan, GP Ansor Jawa Timur menegaskan bahwa suara damai harus lebih nyaring dari dentuman senjata. Bagi Ansor, perang tak pernah menjadi jawaban, terlebih bila yang dipertaruhkan adalah nyawa rakyat sipil tak berdosa.”

Ia juga menambahkan, “Ayatullah Imam Sayyid Ali Khamenei adalah simbol baru perlawanan atas penjajahan, kekejaman, ketidakadilan dan penindasan.”