![]() |
| Proses evakuasi pendaki asal Brazil yang terjatuh ke jurang Gunung Rinjani. |
Lombok, Indonara - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, menyampaikan bahwa keluarga Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang meninggal dunia di Gunung Rinjani, telah menerima seluruh proses evakuasi yang dilakukan tim SAR gabungan. Hal tersebut disampaikannya usai pertemuan dengan keluarga korban yang difasilitasi Kedutaan Besar Brasil.
“Kami sampaikan seluruh rangkaian kegiatan evakuasi yang telah dilakukan. Presentasi itu merupakan bentuk tanggung jawab moral pemerintah terhadap korban warga negara asing,” ujar Syafii kepada wartawan pada Rabu (25/6) malam.
Dalam pertemuan tersebut, menurut Syafii, pihak keluarga juga menyampaikan apresiasi atas upaya dan kerja keras tim SAR gabungan dalam proses pencarian dan evakuasi Juliana.
“Kami juga memberikan ruang kepada keluarga untuk menyampaikan tanggapan atau pertanyaan, namun alhamdulillah mereka sangat menerima kondisi dan situasi yang terjadi,” katanya.
Syafii menambahkan bahwa persepsi masyarakat terhadap kejadian tersebut bisa saja berbeda karena tidak mengetahui langsung medan dan tantangan di lapangan.
Juliana Marins (27), dilaporkan jatuh saat mendaki Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6) sekitar pukul 06.30 WITA. Proses pencarian dilakukan oleh tim SAR gabungan, dan jenazah ditemukan pada Senin (23/6), sekitar 500 meter dari titik awal jatuhnya, di medan berbatu dan berpasir.
Tim berhasil menjangkau lokasi jenazah pada Selasa (24/6), yang berada di kedalaman 600 meter. Namun, evakuasi sempat dihentikan akibat cuaca ekstrem, dan baru dilanjutkan keesokan harinya.
Pada Rabu (25/6), tim berhasil mengevakuasi jenazah Juliana menggunakan sistem tandu dari kedalaman 600 meter. Jenazah kemudian dibawa ke pos pendakian sebelum dibawa ke RS Bhayangkara Polda NTB untuk penanganan lebih lanjut.
Basarnas menyatakan akan terus berkoordinasi dengan pihak kedutaan dan keluarga korban hingga proses pemulangan jenazah selesai.
