Probolinggo, Indonara — Di tengah derasnya arus informasi dan kebisingan dunia digital, KH Muhammad Alfayyadl, Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid Paiton, menyampaikan refleksi mendalam tentang kondisi spiritual umat saat ini.KH Muhammad Alfayyadl, Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid Paiton
Melalui unggahan status WhatsApp-nya, ulama muda yang dikenal dengan pemikiran sufistik itu menyoroti fenomena kegelisahan batin yang dialami banyak orang. Menurut sosok yang kesehariannya akrab disapa Gus Fayyadl itu, kegemaran terhadap berbagai "bunyi-bunyian" lahir dari kekosongan spiritual yang mendalam.
"Umat 'haus' bunyi-bunyian karena ada kehampaan dan kekosongan di dalam hati mereka," tulisnya.
Ia menegaskan, suara hati yang jernih dan doa yang tulus jauh lebih bermakna dibandingkan dengan hiruk-pikuk dunia. Bagi mereka yang bersedia menenggelamkan diri dalam keteguhan munajat, akan menemukan suara yang lebih agung dari apa pun yang terdengar di luar diri.
"Andai mereka mau mendengarkan dan menyimak sungguh-sungguh suara hati mereka dengan keteguhan doa dan munajat kepada Ilahi Rabbi, niscaya suara itu akan lebih nyaring daripada suara seluruh alam semesta dan seisinya. Juga lebih indah dan lebih asyik, segala-galanya," lanjutnya.
Di akhir refleksinya, Gus Fayyadl mendoakan agar umat senantiasa berada dalam lindungan Allah, terlebih di zaman yang penuh godaan dan fitnah.
"Semoga umat ini terus dirahmati, di tengah fitnah dan syahwat zaman yang deras," pungkasnya.
Unggahan tersebut langsung mendapat perhatian dari kalangan santri, alumni pesantren, hingga warganet yang merindukan suara-suara keteduhan spiritual di tengah hiruk-pikuk media sosial dan realitas yang gaduh.