Petik Laut Kalibuntu Probolinggo Jadi Simbol Syukur dan Gotong Royong Warga Pesisir

Suasana perahu hias petik laut di pesisir Kalibuntu Probolinggo. [Dok: Indonara]
Probolinggo, Indonara - Tradisi petik laut kembali digelar dengan penuh kemeriahan di pesisir Pantai Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Rabu (9/7/2025). Ribuan warga tumpah ruah sejak pagi hari, memadati lokasi untuk menyaksikan rangkaian acara adat yang memadukan nilai spiritual, budaya, dan potensi ekonomi lokal.

Kegiatan adat tahunan ini turut dihadiri oleh Bupati Probolinggo Gus dr. Mohammad Haris dan Wakil Bupati Ra Fahmi AHZ. Mereka datang bersama sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo. Hadir pula anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Hasan Irsyad dan Mahdi; Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo, Oka Mahendra Jati Kusuma; Wakil Ketua DPRD M. Zubaidi; Forkopimka Kraksaan; Ketua Pabdesi Kabupaten Probolinggo, Supriyanto; serta para kepala desa dan lurah se-Kecamatan Kraksaan.

Puncak acara petik laut ditandai dengan prosesi larung sesaji yang dilakukan ke tengah laut. Wabup Fahmi memimpin langsung prosesi ini, didampingi Ketua DPRD Oka Mahendra Jati Kusuma serta para anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten. Sesaji yang telah disiapkan secara khusus itu dimuat dalam perahu, berisi berbagai hasil bumi dan simbol-simbol syukur warga pesisir. Beberapa warga kemudian mengangkat sesaji tersebut dan melarungkannya ke tengah laut sebagai bentuk ungkapan terima kasih atas limpahan rezeki dari Tuhan.

Sebelum larung, prosesi kirab sesaji yang dimulai dari pintu masuk Desa Kalibuntu juga dilaksanakan dengan penuh khidmat. Bupati Haris dan Wabup Fahmi turut berjalan bersama warga serta para tokoh daerah mengikuti kirab yang mengiringi sesaji hingga ke bibir pantai.

Bupati Probolinggo Gus dr. Mohammad Haris menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan tradisi petik laut oleh masyarakat Desa Kalibuntu. “Kegiatan ini sebagai simbol kearifan lokal yang telah dijaga secara turun-temurun oleh masyarakat pesisir Desa Kalibuntu,” katanya.

Ia menambahkan, tradisi petik laut mencerminkan wujud syukur masyarakat atas berkah rezeki dari laut. Kehadiran unsur keagamaan seperti doa, pengajian, dan sholawatan dalam acara ini memperkuat makna spiritualitas sekaligus menunjukkan eratnya solidaritas warga.

“Tradisi ini merupakan warisan yang sangat berharga. Saya berharap budaya seperti ini terus dilestarikan, karena membawa banyak makna, termasuk harapan agar para nelayan diberikan keberkahan dan kesuksesan,” terangnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Probolinggo Ra Fahmi AHZ menegaskan dukungan penuh terhadap pelestarian tradisi Petik Laut Kalibuntu. Ia menyebut, kegiatan budaya ini memiliki peran strategis dalam mendorong percepatan pembangunan desa.

“Kegiatan ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga momentum strategis untuk mendorong percepatan pembangunan desa,” ujarnya.

Menurut Wabup Fahmi, kehadiran pimpinan daerah dalam acara ini merupakan wujud nyata komitmen untuk membangun sinergi antara pemerintah dan masyarakat. Ia menekankan pentingnya gotong royong sebagai pondasi utama dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan.

“Kegiatan seperti ini memperkuat gotong royong. Saat kita bergerak bersama, semua tantangan bisa kita hadapi,” lanjutnya.

Ia juga menyoroti peran penting pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal sebagai tulang punggung ekonomi desa. Potensi laut Desa Kalibuntu, menurutnya, harus dikelola secara maksimal dengan memperkuat kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah desa.

“Kami optimis Desa Kalibuntu bisa maju lebih cepat dan membawa Kabupaten Probolinggo bersaing dengan daerah lain di Jawa Timur,” tegasnya.

Di sisi lain, Kepala Desa Kalibuntu, Khairul Anam, menyampaikan terima kasih atas kehadiran dan dukungan berbagai pihak yang telah membantu suksesnya pelaksanaan tradisi petik laut. Ia menggarisbawahi pentingnya sinergi antara masyarakat dan pemerintah demi pembangunan desa yang berkelanjutan.

“Terima kasih kepada semua yang telah mendukung acara ini. Harapan kami, petik laut bukan hanya tradisi budaya, tapi juga menjadi momen mempererat komunikasi dengan pemerintah daerah,” ungkapnya.

Khairul menekankan bahwa kemajuan suatu daerah bermula dari desa. Menurutnya, tanpa kerja sama yang erat antara pemerintah dan masyarakat, pembangunan tidak akan berjalan optimal.

“Kami mendorong masyarakat untuk terus mendukung program pemerintah pusat, Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Probolinggo,” tegasnya.

Ia juga menyampaikan ajakan kepada seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga semangat gotong royong dan melestarikan budaya lokal yang menjadi jati diri desa.

“Mari kita bergandengan tangan, menjaga tradisi dan mendukung pembangunan. Saya siap mendengarkan dan membantu menyelesaikan permasalahan warga,” pungkasnya.

Petik laut di Kalibuntu bukan sekadar perayaan tahunan, melainkan refleksi kolektif masyarakat pesisir akan pentingnya menjaga keseimbangan antara alam, budaya, dan pembangunan. Di tengah derasnya arus modernisasi, Kalibuntu menegaskan bahwa kearifan lokal tetap menjadi fondasi dalam membangun masa depan yang lebih baik.