![]() |
Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid, Gus Muhammad Alfayyadl |
Dalam unggahan tersebut, Gus Alfayyadl menekankan bahwa salah satu tanda pengabdian seseorang yang penuh barokah dapat dilihat dari cara rezeki datang kepadanya.
“Salah satu tanda pengabdian seseorang di dalam agama diberi barokah
adalah: rezekinya min haytsu la yahtasib, di luar
prediksi atau harapan yang bisa diukur,” tulisnya.
Menurutnya, rezeki yang datang secara tak terduga menunjukkan kuatnya dimensi
tawakal dalam diri seorang hamba. Hal ini menjadi isyarat bahwa pengabdian yang
dilandasi keikhlasan akan selalu dibalas oleh Allah dengan cara yang tak
terjangkau oleh logika manusia.
Sebaliknya, Gus Alfayyadl juga mengingatkan bahwa ketika rezeki seseorang
terlalu penuh perhitungan, bisa jadi itu pertanda bahwa barokah dari
pengabdiannya mulai dicabut.
“Sebaliknya, tanda pengabdian seseorang mulai dicabut barokahnya:
rezekinya selalu penuh kalkulasi (perhitungan), sehingga kurang ikhlas, kurang
tawakal, dan kurang yakin dalam mengabdi,” lanjutnya.
Pesan tersebut menyentil banyak pihak yang mungkin terjebak dalam formalitas
pengabdian namun kehilangan substansi spiritualnya. Gus Fayyadl mengajak para
santri, pegiat dakwah, dan umat Islam secara umum untuk merefleksikan kembali
nilai ikhlas dan yakin dalam berkhidmat kepada agama.
Unggahan ini sontak menjadi bahan diskusi hangat di kalangan santri dan alumni,
terutama di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Jadid, yang selama ini dikenal
sebagai pusat kajian keislaman dan pemikiran moderat di Jawa Timur.