![]() |
| Aliansi Santri Nahdliyyin Yogyakarta berunjuk rasa di pertigaan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN SUKA). |
Yogyakarta, Indonara – Desakan agar KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mundur dari jabatan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengemuka dalam aksi unjuk rasa di Yogyakarta. Massa yang menamakan diri Aliansi Santri Nahdliyyin Yogyakarta menggelar aksi di pertigaan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Kamis (28/8/2025).
Puluhan santri yang tergabung dalam aksi tersebut menyuarakan kekecewaan terhadap sikap PBNU yang dinilai tidak menunjukkan empati terhadap penderitaan rakyat Palestina. Menurut mereka, sikap tersebut bertolak belakang dengan jejak para pendiri NU yang dikenal memiliki kepedulian besar pada perjuangan bangsa Palestina.
Dalam orasinya, mereka menyinggung sosok Hadratussyeikh KH Hasyim Asy’ari yang pada khutbah iftitah Kongres Ulama di bulan Rajab 1358 H menegaskan momentum Isra’ Mi’raj sebagai “hari Palestina.”
Dari poster-poster yang dibawa massa, terlihat berbagai ungkapan penolakan terhadap apa yang mereka sebut sebagai “agen zionis” di tubuh NU. Bahkan, mereka menuliskan ungkapan duka cita atas “matinya hati nurani Yahya (Gus Yahya, Ketua Umum PBNU).”
Thoha, salah seorang orator, mempertanyakan alasan Gus Yahya yang dianggap mudah dipengaruhi kepentingan zionis.
“Mungkin hati nuraninya sudah mati. Tidak lagi bercahaya untuk bisa melihat kebenaran yang terjadi di Palestina,” kata Thoha dalam orasinya.
“Virus apa yang membuat Ulama sekelas Ketua Umum PBNU, menjadi lemah, dan mudah dipermainkan, diperalat oleh kepentingan zionis Israel. Kita para santri nahdliyyin menjadi sangat berduka,” sambungnya.
Latar Belakang Aksi
Aksi yang berlangsung sejak pukul 14.15 WIB itu dipicu keresahan para santri atas keputusan Gus Yahya yang memberi ruang bagi akademisi pro-Israel dalam kegiatan PBNU. Mereka menilai langkah tersebut mencoreng NU sebagai organisasi ulama yang seharusnya berpihak pada keadilan dan penolakan terhadap penjajahan.
Nama Peter Berkowitz, akademisi yang dianggap bagian dari jejaring zionisme global, menjadi sorotan. Berkowitz diketahui hadir sebagai narasumber pada orientasi program pascasarjana Universitas Indonesia (UI) pada 23 Agustus lalu. Kehadirannya dinilai tidak lepas dari peran Gus Yahya, yang selain menjabat Ketua Umum PBNU juga merupakan Ketua Majelis Wali Amanah (MWA) UI.
Bahkan, sepekan sebelumnya, Berkowitz juga menjadi pemateri di enam dari delapan sesi perkuliahan Akademi Kepemimpinan Nasional (AKN) PBNU yang berlangsung sejak Juni hingga Desember 2025.
Meski Rektor UI telah menyampaikan permohonan maaf, dan Gus Yahya sendiri juga meminta maaf karena dianggap kurang cermat dalam memilih narasumber, gelombang kritik tetap mengalir.
“Saya mohon maaf atas kekhilafan dalam mengundang Peter Berkowitz tanpa memperhatikan latar belakang zionisnya. Hal ini terjadi semata-mata karena kekurang cermatan saya dalam melakukan seleksi dan mengundang nara sumber,” ujar Gus Yahya, dikutip Antara.
Namun, publik tidak begitu saja menerima permintaan maaf itu. Banyak pihak menilai alasan Gus Yahya tidak masuk akal karena ia sendiri mengaku sudah mengenal Peter Berkowitz sejak tahun 2020.
Seruan Lengserkan Gus Yahya
Usai berorasi di pertigaan UIN Sunan Kalijaga, massa bergerak menuju kantor PWNU DIY untuk menyampaikan pernyataan sikap resmi.
“Menyayangkan kecerobohan Yahya Cholil Staquf dan jajaran PBNU yang telah mengundang agen-agen zionis Israel ke dalam pengkaderan AKN PBNU. Hal itu melukai hati Santri dan Nahdliyyin,” ujar Thoha membacakan pernyataan sikap.
“Dan (yang dilakukan PBNU), merusak marwah dan nama baik jam’iyyah Nahdlatul Ulama, serta menciderai komitmen jamiyyah dalam melawan segala bentuk kolonialisme,” tambahnya.
Thoha menegaskan, tuntutan mereka adalah penyelamatan NU dari pengaruh kepentingan asing. Menurutnya, kehadiran figur pro-Israel dalam kegiatan resmi NU adalah pengkhianatan terhadap komitmen perjuangan jam’iyyah.
“Situasinya bisa berbahaya bagi masa depan NU. Maka, dalam aksi ini kami mendesak agar Gus Yahya dilengserkan dari Ketua Umum PBNU. Ya, mundur atau dicopot lah karena mengkhianati kemuliaan jam’iyyah NU,” tegasnya.
