Jakarta, Indonara - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut harga beras mulai mengalami penurunan di 32 provinsi setelah pemerintah menggencarkan distribusi beras program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberi keterangan ketika ditemui setelah acara Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Sabtu (30/8/2025).
“Menurut pemantauan dari satgas, di 32 provinsi sudah turun (harga). Ini pantauan dari satgas,” kata Amran dalam acara Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Sabtu (30/8/2025).
Harga beras sempat merangkak naik sejak Juni hingga mencapai puncaknya pada Agustus. Berdasarkan data Badan Pangan Nasional, rata-rata harga beras nasional pada Mei tercatat Rp15.595 per kg, naik menjadi Rp15.747 per kg pada Juni, kemudian Rp16.046 per kg pada Juli, dan mencapai Rp16.197 per kg pada Agustus.
Lonjakan harga itu mendorong pemerintah mengambil langkah strategis dengan memperkuat distribusi beras SPHP ke masyarakat.
Meski berupaya menurunkan harga, Amran menegaskan pemerintah tetap menjaga agar harga beras tidak jatuh terlalu rendah. Jika harga terlalu rendah, kata dia, petani akan merugi.
“Jadi, bagaimana petani HPP-nya tetap Rp6.500 dan konsumennya mendapatkan harga yang baik, sehingga dua-duanya bahagia. Petani tersenyum, konsumen bahagia. Itu mimpi kami,” ujarnya.
Badan Pangan Nasional mencatat, sepanjang periode 1–30 Agustus, ada 22 provinsi yang mengalami penurunan harga beras. Daerah tersebut antara lain Aceh, D.I Yogyakarta, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kepulauan Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau.
Provinsi lainnya meliputi Lampung, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat Daya, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.