"Demokrasi hanya bisa tumbuh bila ruang masyarakat untuk menyampaikan pendapat tetap terjaga dan rakyat merasa didengar tanpa rasa takut," kata Hetifah dalam forum Diseminasi Kebahasaan dan Kesastraan di Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (31/8).
Menurutnya, peristiwa yang belakangan terjadi menjadi pengingat menyakitkan bahwa sikap DPR dalam merespons aspirasi rakyat memiliki konsekuensi besar terhadap kehidupan berbangsa. Karena itu, ia menegaskan momentum ini harus menjadi titik balik agar DPR lebih terbuka terhadap suara masyarakat.
"Sudah saatnya kami lebih bijak dan berempati dalam membuat pernyataan publik," ujarnya. Hetifah juga mengakui permintaan maaf saja tidak cukup untuk memulihkan kepercayaan publik.
Sebagai langkah konkret, anggota DPR daerah pemilihan Kalimantan Timur itu berkomitmen mendorong agar suara rakyat sungguh-sungguh mendapat ruang layak di parlemen. Ia menambahkan, dukungan penuh juga diberikan terhadap sikap fraksinya untuk menindaklanjuti aspirasi masyarakat, termasuk evaluasi fasilitas, tunjangan, dan pengeluaran anggaran yang dinilai berlebihan.
Lebih lanjut, Hetifah menekankan pentingnya penegakan hukum yang adil dan transparan terhadap setiap peristiwa yang sampai merenggut korban jiwa dalam penyampaian aspirasi.
"Saya menyampaikan belasungkawa yang mendalam terhadap korban-korban yang berjatuhan. Tidak ada suara rakyat yang seharusnya dibayar dengan nyawa," tuturnya.
Ia berharap tragedi serupa tidak kembali terjadi, dan setiap lembaga negara, khususnya DPR, dapat menjadikannya sebagai pelajaran berharga untuk memperbaiki diri secara fundamental dalam menjalankan amanat sebagai wakil rakyat.
