PBNU dan BEM PTNU Serukan: Hindari Anarkisme dalam Menyuarakan Aspirasi

Sejumlah tokoh dari PBNU, Rektor Universitas Nurul Jadid, hingga Wakil Bupati Probolinggo dan Presidium Nasional BEM PTNU, Achmad Baha'ur Rifqi, berfoto bersama usai kegiatan Kongres BEM PTNU di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo.
Jakarta, Indonara - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Miftachul Akhyar, pada Jumat (29/8/2025) menyerukan pentingnya menghindari tindakan anarkis di tengah memanasnya hubungan antara aparat dan masyarakat. Ia mengingatkan seluruh elemen bangsa agar tidak melakukan perbuatan yang merugikan semua pihak.

Pernyataan tersebut disampaikan pasca kericuhan pada Kamis (28/8/2025) yang menimpa seorang pengemudi ojek daring. PBNU menegaskan, tindakan sewenang-wenang tidak dapat ditoleransi.

“Perbuatan salah harus tetap salah. Oknum-oknum yang terlibat harus diproses sesuai hukum yang berlaku,” tegas KH. Miftachul Akhyar.

Dari kalangan mahasiswa, Presidium Nasional Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU), Achmad Baha’ur Rifqi, menyampaikan sikap kritis terkait isu kenaikan tunjangan DPR. Ia menilai keresahan masyarakat perlu ditanggapi serius.

“Ini adalah kegelisahan kami sebagai masyarakat. Kami meminta DPR yang terhormat untuk mengabulkan aspirasi rakyat dan mengkaji kembali masalah kenaikan tunjangan DPR secara transparan,” ujarnya.

Baha, sapaan akrabnya, menekankan bahwa penyampaian aspirasi adalah bagian dari amar ma’ruf nahi munkar. Namun, ia mengingatkan cara penyampaian harus menghindari kericuhan.

“Jika aspirasi diwujudkan dengan membuat kegaduhan atau merusak fasilitas umum, maka justru mendatangkan mudarat bagi orang banyak,” katanya.

BEM PTNU bersama sejumlah elemen masyarakat juga menegaskan pentingnya menjaga kondusivitas dan persatuan. Mereka mengajak massa aksi agar tidak mudah terprovokasi.

“Jangan biarkan bangsa ini terpecah karena provokasi. Mari jaga Indonesia agar tetap damai,” tutur Rifqi.

Ia menambahkan, kritik dan aspirasi masyarakat sebaiknya diarahkan pada substansi perjuangan. “Fokus kita adalah memperjuangkan transparansi anggaran DPR agar rakyat tidak semakin menderita. Ingat, DPR adalah wakil rakyat, wakil partai,” pungkasnya.