PWNU Jatim Imbau Pemerintah Terbuka dan Masyarakat Jaga Persatuan

Ketua PWNU Jatim KH Abdul Hakim Mahfudz. 
Surabaya, Indonara – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mengimbau pemerintah, DPR, dan aparat keamanan agar bersikap terbuka dalam menerima masukan dari masyarakat. Di sisi lain, masyarakat juga diminta menjaga persatuan dalam menyampaikan aspirasi.

“Leluhur kita itu dapat mencapai kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 dengan mengedepankan persamaan dan persatuan yang dilandasi rasa persaudaraan,” kata Ketua PWNU Jatim KH Abdul Hakim Mahfudz dalam keterangannya di Surabaya, Sabtu (30/8).

Pernyataan itu disampaikan menyusul aksi solidaritas untuk almarhum pengemudi ojek online (ojol) Affan Kurniawan, yang meninggal dunia setelah terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob saat unjuk rasa di Jakarta, Kamis (28/8) malam. Saat ini, Divisi Propam Mabes Polri telah memeriksa tujuh anggota Satbrimob Polda Metro Jaya yang diduga bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Kiai Kikin, sapaan akrabnya, menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Affan. “Situasi yang terjadi saat ini merupakan bentuk dari kesenjangan antara pemerintah dan masyarakat yang sudah terjadi cukup lama,” ujarnya.

Pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang itu mengajak seluruh pihak menghadapi situasi dengan kesabaran dan menahan diri. Menurutnya, keselamatan, keutuhan, dan kepentingan bersama harus diutamakan.

“Mari kita bersama-sama menjaga ketertiban, mengedepankan rasa persaudaraan, dan tidak menimbulkan perselisihan yang menyebabkan adanya permusuhan sehingga kita kehilangan kekuatan untuk maju,” tutur cucu pendiri NU Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari itu.

Terkait aspirasi masyarakat dalam aksi demonstrasi, ia menekankan agar semata-mata diniatkan untuk kepentingan bangsa. “Pemerintah, DPR, dan aparat, juga terbuka menerima masukan dengan kepala dingin, profesional, lapang diri, dan muhasabah untuk mewujudkan kepemimpinan bersama, sehingga dengan persatuan akan tercapai kemajuan bangsa dan negara,” pungkasnya.