Jakarta, Indonara - Gerakan mahasiswa memiliki
peran penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Namun, dinamika
gerakan sering diwarnai kecenderungan anarkisme yang merugikan publik dan
menjauhkan dari nilai perjuangan itu sendiri.
Presidium Nasional BEM PTNU
Se-Nusantara, Achmad Baha’ur Rifqi, menegaskan penolakan terhadap segala bentuk
anarkisme dalam gerakan mahasiswa. Pernyataan itu ia sampaikan saat menjadi
narasumber dalam kegiatan bertajuk “Panggung Mahasiswa Bersama Rakyat:
Suara-Suara Rakyat Anti Anarkisme” yang digelar di Taman Proklamator, Jakarta. Selasa
(23/09/25).
“Mahasiswa hadir sebagai
penyalur aspirasi rakyat dengan cara yang bermartabat. Aksi anarkis merusak
fasilitas umum dan mencederai nilai kebangsaan. Anarkisme hanya akan melemahkan
gerakan mahasiswa itu sendiri,” ujar Baha di hadapan peserta.
Menurutnya, perjuangan
mahasiswa perlu berlandaskan prinsip moral, intelektual, dan nilai kebangsaan.
Gerakan mahasiswa diarahkan pada upaya menghadirkan solusi serta gagasan
alternatif bagi perbaikan bangsa, bukan terjebak dalam tindakan destruktif yang
mengurangi makna perjuangan.
“Kritik mahasiswa tetap penting dan harus disampaikan melalui cara yang santun serta berpijak pada etika perjuangan. Demonstrasi sebagai hak demokrasi sah dilakukan, namun sepatutnya menjadi medium aspirasi rakyat tanpa menjelma menjadi tindak kekerasan,” tegasnya.
Melalui sikap ini, BEM PTNU Se-Nusantara berharap gerakan mahasiswa semakin berdaya guna, berakar pada nilai kebangsaan dan keislaman, serta memberi kontribusi nyata dalam menjaga keberlangsungan demokrasi Indonesia.
