Pimpinan MPR Eddy Soeparno: Jaga Demokrasi Lewat Dialog, Bukan Anarki

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Eddy Soeparno di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (29/8/2025).
Jakarta, Indonara - Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjaga demokrasi Indonesia dari ancaman anarkisme.

"Sejalan dengan komitmen Presiden Prabowo, saya mengajak ayo jaga demokrasi kita dari segala bentuk anarki dan perusakan fasilitas umum. Aksi damai, dialog dan juga kolaborasi bisa lebih memberikan dampak yang baik untuk masyarakat yang diperjuangkan," kata Eddy dalam keterangannya di Jakarta, Senin (1/9/2025).

Pernyataan tersebut disampaikan Eddy sebagai respons positif atas pidato Presiden Prabowo di tengah maraknya aksi unjuk rasa di berbagai daerah. Menurutnya, ajakan dialog yang disampaikan Presiden menunjukkan komitmen tinggi untuk merawat demokrasi.

Eddy menegaskan partai tempat ia bernaung lahir dari rahim reformasi, sehingga memiliki komitmen, visi, dan ide yang sejalan dengan Presiden Prabowo dalam menjaga ruang dialog demokratis.

Doktor Ilmu Politik Universitas Indonesia itu menambahkan, penyampaian pendapat secara damai adalah jalan terbaik untuk mengawal demokrasi.

"Ruang penyampaian pendapat selalu terbuka, ruang dialog juga didorong oleh Presiden Prabowo untuk dilaksanakan bersama kementerian dan lembaga terkait. Penyampaian aspirasi juga diberikan kesempatan dalam berbagai forum," ujarnya.

Sebagai pimpinan MPR, Eddy menegaskan bahwa lembaganya selalu membuka ruang dialog, baik melalui audiensi maupun program MPR Goes to Campus yang telah menjangkau lebih dari 30 universitas di seluruh Indonesia.

"Karena saya percaya MPR adalah rumah kolaborasi bagi semua pihak yang ingin Indonesia lebih baik, lebih maju dan tentu lebih sejahtera," kata Eddy.

Selain lewat MPR, Eddy juga aktif menggelar kuliah terbuka di berbagai perguruan tinggi, berdialog dengan akademisi serta mahasiswa untuk menyerap ide dan aspirasi mereka.

"Selama rangkaian kuliah terbuka saya ke lebih dari 30 universitas, ruang dialog selalu saya buka dengan para akademisi, mahasiswa dan guru besar. Banyak gagasan dan juga kritik yang disampaikan agar Indonesia ke depan lebih baik," tuturnya.