Di Tengah Rotasi Jabatan, Ulil Pastikan Gus Yahya Masih Ketum PBNU

Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla di Kantor PBNU, Jakarta, Selasa (2/12/2025).

Jakarta, Indonara - 
Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla menegaskan, dinamika internal organisasi tidak mengganggu aktivitas KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) sebagai ketua umum. Ia mencontohkan, rapat koordinasi badan otonom (banom) hari ini tetap berlangsung dengan surat undangan yang ditandatangani langsung oleh Gus Yahya.

“Gus Yahya bekerja seperti biasa, tidak ada pengaruh apapun lah dari keadaan politik sekarang ini ya,” kata Ulil di Kantor PBNU, Jakarta, Selasa (2/12/2025).

Ia memastikan pengelolaan harian organisasi masih berada di bawah komando Gus Yahya.

“Ya ini Gus Yahya tetap berjalan dan bekerja sebagai ketua umum. Meskipun kita ada rotasi dalam beberapa jabatan, sekjen di rotasi, kemudian bendum di rotasi, ada beberapa ketua yang juga berganti ya,” ujarnya menegaskan.

Pernyataan Ulil ini kontras dengan informasi sebelumnya yang menyebut PBNU tengah mempersiapkan rapat pleno atau muktamar untuk memastikan transisi kepemimpinan. Gus Yahya telah diberhentikan sebagai Ketua Umum PBNU sejak 26 November 2025, dengan seluruh kewenangan organisasi berpindah ke Rais Aam, KH Miftachul Akhyar.

Sikap tegas Rais Aam itu disampaikan setelah pertemuan dengan jajaran Syuriah PBNU dan PWNU di kantor PWNU Jawa Timur, Sabtu (29/11/2025). Ia menekankan bahwa keputusan Syuriyah PBNU tersebut bersifat final.

"Terhitung mulai tanggal 26 November 2025 pukul 00.45 WIB, KH Yahya Cholil Staquf tidak lagi berstatus sebagai Ketua Umum PBNU. Sejak saat itu, kepemimpinan PBNU sepenuhnya berada di tangan Rais Aam," tegas Miftachul dalam keterangannya.

Menurutnya, segala bentuk penggunaan atribut maupun keputusan yang mengatasnamakan ketua umum sudah tidak lagi memiliki legitimasi. Ia menyebut risalah rapat Syuriyah disusun berdasarkan kondisi riil di lapangan.

"Tidak ada motif lain di luar yang tertulis dalam risalah rapat. Semua sesuai fakta," ujarnya.

Untuk memastikan jalannya organisasi tetap tertib, PBNU berencana menggelar rapat pleno atau muktamar dalam waktu dekat. "Kita ingin transisi berjalan tertib, sesuai aturan jam'iyah," kata dia.