Dualisme Rapat di PBNU: Hari Ini, Tanfidziyah dan Syuriyah Gelar Agenda Terpisah

Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta

Jakarta, Indonara - 
Ketegangan di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pasca rotasi mendadak Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dari posisi Sekretaris Jenderal tampaknya belum mereda. 

Hari ini, Selasa (2/12/2025), Kantor PBNU di Jakarta menjadi saksi bisu adanya dualisme agenda yang digelar hampir bersamaan di satu gedung yang sama. Hari ini, terdapat dua undangan rapat tingkat tinggi dengan inisiator berbeda, yakni dari jajaran Tanfidziyah (Eksekutif) dan jajaran Syuriyah (Legislatif/Tertinggi).

Rapat pertama diinisiasi oleh Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). Dalam surat undangan bernomor 4794/PB.03/A.I.01.08/99/11/2025, Gus Yahya mengundang seluruh Ketua Umum Badan Otonom (Banom) dan Ketua Lembaga NU.

Yang menarik perhatian publik adalah tanda tangan dalam surat tersebut. Di sebelah tanda tangan Gus Yahya, tertera nama dan tanda tangan Dr. H. Amin Said Husni, M.Ag sebagai Sekretaris Jenderal.

Fakta administratif ini mengonfirmasi berita sebelumnya bahwa posisi Gus Ipul telah resmi digantikan secara operasional oleh Amin Said Husni. 

Agenda rapat tertulis "Rapat Koordinasi", yang disinyalir sebagai upaya Tanfidziyah merapatkan barisan Banom dan Lembaga pasca perombakan struktur.

Hanya berselang 30 menit dari jadwal rapat Tanfidziyah, tepatnya pukul 13.30 WIB, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar juga menggelar pertemuan penting.

Melalui undangan yang beredar di kalangan terbatas, Rais Aam memanggil jajaran Pengurus Besar Harian Syuriyah untuk hadir di Ruang Rapat Lantai 4 PBNU. 

Undangan tersebut bersifat instruktif dan langsung ditandatangani oleh Kiai Miftach selaku pimpinan tertinggi dalam struktur NU.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi apakah kedua forum ini nantinya akan melebur menjadi satu forum islah atau tetap berjalan di jalurnya masing-masing.