
Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj mengisi buku tamu di dalem kasepuhan Tebuireng Jombang, Jawa Timur (Jatim), Sabtu (6/12/2025).(Foto: beritajatim)
Jombang, Indonara - Sejumlah kiai sepuh mendatangi kasepuhan Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Sabtu (6/12/2025). Kedatangan mereka dalam rangka menghadiri undangan silaturahmi dari Umar Wahid yang merupakan cucu pendiri NU (Nahdlatul Ulama) KH Hasyim Asyari.
Undangan tersebut juga ditandatangani oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz. Undangan tersebut meliputi jajaran musytasyar PBNU. Yang sudah Nampak hadir di antaranya Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, KH. Nurul Huda Djazuli, seta KH. Muhammad Nuh.
Nampak pula KH Abdussalam Sohib atau Gus Salam dari Denanyar Jombang serta Gus Kautsar dari Ploso Kediri. Sedangkan KH. A. Mustofa Bisri, menurut informasi, masih perjalanan menuju Tebuireng Jombang.
Silaturahmi di Tebuireng ini merupakan tindak lanjut pertemuan para sesepuh Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Al-Falah Ploso pada 30 November 2025.
Selain itu, pertemuan para kiai sepuh juga untuk membahas soal polemik yang terjadi di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Sebagai informasi, polemik di PBNU kian memanas setelah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menolak keputusan rapat pengurus harian Syuriyah PBNU pada 20 November 2025 yang memakzulkan dirinya.
Keputusan tersebut muncul karena Gus Yahya dinilai mencoreng nama baik organisasi lantaran menghadirkan tokoh zionis Peter Berkowitz dalam pelatihan kepemimpinan kader NU tingkat tertinggi, Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU).
Dalam rapat Syuriyah itu, Rais Aam PBNU, KH Miftachul Achyar mengambil alih kepemimpinan di organisasi tersebut.
Namun, Gus Yahya menolak keputusan tersebut dan menolak untuk mundur dari jabatannya. Dia bahkan siap mati-matian mempertahankan kursi Ketum PBNU meski harus menempuh jalur hukum.