Jakarta, Indonara - Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKB, Syamsu Rizal, menanggapi isu pungutan biaya untuk layanan internet satelit Starlink di wilayah terdampak banjir Sumatera dan Aceh yang viral di media sosial. Praktik ini memicu kemarahan publik karena dinilai pungutan liar (pungli) di tengah bencana.
Syamsu menyampaikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) di bawah Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk memastikan pemulihan koneksi internet bagi korban bencana.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan BAKTI Komdigi untuk segera memulihkan koneksi baik yang berbasis satria 1, VSat ataupun provider komersial lainnya," ujar Syamsu, Jumat (5/12/2025).
Ia mengecam praktik pungli yang dinilai tidak manusiawi, meski menyinggung kemungkinan adanya pihak ketiga yang memungut biaya untuk operasional perangkat.
"Kita kecam praktek-praktek tidak manusiawi seperti itu. Cuma penting juga kita pahami situasinya. Mungkin juga ada pihak ke tiga lain yang memerlukan biaya untuk operasional device nya," kata Syamsu.
Politikus PKB itu pun mengimbau agar semua pihak tetap berempati dan tidak memanfaatkan situasi bencana untuk keuntungan pribadi.
"Tapi terlepas dari situasi itu tentu kita berharap semua pihak bisa berempati dan tidak mengeruk keuntungan dari situasi sulit ini," ucap Syamsu.
Isu ini muncul dari tangkapan layar percakapan yang diunggah akun @nar***a, yang menyebut adanya tarif hingga Rp20 ribu untuk mengakses Starlink. Netizen mengecam tindakan tersebut, bahkan men-mention Elon Musk, pemilik Starlink, untuk menindak praktik ini.
Elon Musk menegaskan bahwa Starlink memberikan layanan gratis saat terjadi bencana. "Tidak lah benar mengambil untung dari musibah," tegas Musk di platform X. Layanan gratis untuk korban banjir di Indonesia akan berlaku hingga akhir Desember 2025.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamen Komdigi), Nezar Patria, saat meninjau Posko Tanggap Darurat di Banda Aceh, memastikan seluruh Starlink yang disediakan pemerintah di posko bencana dapat diakses gratis.
"Kalau yang ada di posko, yang dibagikan untuk kepentingan umum, itu gratis. Kecuali milik pribadi itu kita tidak ngerti," ujar Nezar Patria. Ia mengajak semua pihak mengedepankan gotong royong dan simpati di tengah musibah serta mendukung upaya pemerintah memulihkan jaringan komunikasi di wilayah terdampak.
